Sebanyak 110 juta data pelanggan operator seluler terbobol. Bahkan, pembobolan itu sudah berlangsung sejak Mei 2022. Sayangnya, pihak operator baru menyadari adanya peretasan itu pada 19 April 2024 lalu. Lantas, apakah pembobolan ini terjadi lagi di Indonesia?
Ternyata, peristiwa tersebut terjadi di Amerika Serikat. Perusahaan operator seluler asal Amerika, AT&T yang mengalaminya. Meski terbobol, AT&T masih bisa menghela nafas karena data yang diretas tidak termasuk konten dari isi panggilan telepon ataupun SMS. Pihaknya menyebut, data yang bocor hanya metadata yang berisi nomer yang melakukan panggilan ke nomor lain, SMS, serta durasi telpon.
Selain data pelanggan AT&T, pelanggan dari operator lain yang menggunakan jaringan dari AT&T pun turut kena getahnya. Bayangkan? Perusahaan asal Amerika saja kena pembobolan oleh para hacker. Amerika yang selalu menjadi kiblat teknologi tak luput dari serangan hacker. Maka dari itu, warga Indonesia harus mulai aware juga dengan data pribadinya sendiri.